Senin, 09 Februari 2009

MIN QOSHOSHI AS SYUHADAI AL ‘AROBI 4

X. HISYAM AL QUSYAIRI (DAGESTAN)

Selamat berbahagia wahai sang pahlawan pemberani ….. engkau telah merasakan keberuntungan dengan mendapatkan kebaikan yang tidak dirasakan oleh manusia….. seakan-akan aku ikut merasakan – apa yang kamu rasakan - berada dalam Jannah yang kekal yang engkau usahakan ….. bersamamu para Bidadari wahai Hisyam.

Hisyam Al Qusyairi ….. Abu Muhammad Al Qonnash ….. beliau dari penduduk kota Riyadh, lahir dari keluarga baik-baik. Beliau diberi petunjuk oleh Allah disaat kemenangan Kabul pada tahun 1992 kemudian beliau menetapkan untuk berangkat berjihad.

Benar … beliau terbang ke sana, kemudian beliau melakukan I’dad di sana lalu kembali pulang ke Saudi setelah beberapa masa tinggal disana. Kemudian berubahlah kondisinya, melemahlah Diennya, dan semakin jauh dari jalan – kebenaran -. Akan tetapi Allah berkehendak menyelamatkan lelaki itu dan dikembalikan kepada jalan – yang benar -. Kemudian bergemuruhlah di dalam jiwanya semangat jihad dan bangkitlah ingatannya, maka tiada hari-harinya kecuali dipergunakan untuk pergi ke bumi mana saja yang disana ada jihad. Kemudian beliau menetapkan untuk pergi ke Cechnya, dan itu sebelum peperangan kedua pada tujuh bulan lalu. Beliau ribath disana dan meningkatkan keimanannya.

Beliau mengadakan perjalanan ke Rusia bersama dengan salah seorang temannya yang sama-sama dari Saudi juga. Keduanya diberikan Visa oleh – negara - Rusia untuk pergi ke dua kota saja, kedua kota itu adalah Moscow dan Bitrusyerog. Keduanya lalu menghubungi mujahidin yang ada di Cechnya kemudian mijahidin menunjukkan jalan kepada keduanya. Keduanya naik Kereta api dan kendaraan apa saja yang dapat mengantarkan keduanya kesana, hinga keduanya sampai ke Nazran kota perbatasan dimana keduanya ditahan oleh Rusia karena tidak mempunyai Visa.

Hisyam dapat berbicara dengan bahasa Ingris, lalu didatangkan kepadanya seorang introgrator, maka introgator itu menengarai keduanya adalah para bisnismen yang datang dari Cechnya kesini untuk mensurvei barang dagangan yang ada disini.

Akhirnya keduanya kembali dengan pesawat terbang menuju Moscow, dari sana keduanya baru menghubungi mujahidin di cechnya dan kedunya menghabari tentang kondisi mereka. Lalu mujahidin mengutus seorang ikhwah Palestina yang tinggal disana untuk mengantar mereka ke Cechnya.

Benar ikhwah Palestina itu mengantar keduanya ke Chechnya, ikhwah itu mengatur perjalanan keduanya. Mereka berangkat ke Bandara dengan mengendarai Taksi, dan cuaca pada saat itu sangat gelap.

Tiba-tiba ada sebuah mobil yang melaju kencang di belakang mereka, lalu memberhentikan sopir taksi, mereka mengeluarkan para pemuda dari dalam taksi dan melepas pakaian mereka lalu memukulinya dengan kuat.

Karena kuatnya pukulan mereka hingga patahlah tangan dan kaki ikhwan itu, wajahnya memar-memar, lalu uang, perbekalan dan paspornya dicuri juga …..??? dan mereka ditinggalkan di tanah lapang, hingga Hisyam menyangka bahwa sebentar lagi ia akan ditembak … ya… sebentar lagi ….. sekarang ….. begitulah perasaan yang bergemuruh dalam dadanya.

Sebagian merayap mendekati yang lain, dan mereka saling melepaskan ikatan mereka dengan gigi masing-masing.

Pada saat itu Hisyam pulang dengan tanpa membawa paspor dan uang, akan tetapi dengan taqdir Allah baliau dapat berfikir cerdik, ternyata beliau masih menyimpan beberapa uang dolar di bawah ikat pinggang celananya.

Kemudian keduanya pergi ke Kedutaan dan keduanya hendak dipulangkan ke Saudi- oleh kedutaan-. Akan tetapi teman kita ini tidak ingin pulang ke Saudi, bahkan ia kembali dan pergi ke Azebaijan dan beribath disana hingga mendapat jalan menuju Chechnya melalui Dagestan.

Benar ….. Allah berkehendak kepadanya dan temannya selain temannya menemaninya pertama kali untuk bisa mendapatkan Visa ke Rusia, tidak hanya dapat pergi ke dua kota saja – akan tetapi bisa ebih dari dua kota. Adapun panjangnya masa ia serahkan kepada Allah, dan beliau ingin masuk ke Cheechnya dan tidak ingin keluar lagi hingga Allah memudahkan baginya dapat masuk ke Chechnya. Semua kejadian ini terjadi sebelum pecah peperangan ke dua.

Sungguh ia tidak dapat menggambarkan rasa kegembiraan dan kebahagiaannya, dan beliau sangat bersemangat disana.

Tidak sampai empat bulan beliau tinggal disana pecahlah peperangan di Dagestan, ini adalah pertama kali peperangan yang beliau alami disana. Beliau berperang sebagaimana perangnya seorang pahlawan pemberani.

Tiba-tiba terdengar raungan Helikopter dan berdatanganlah Helikopter dari berbagai penjuru- mendekati beliau -.

Beliau pergi bersama seorang temannya ” Luyai ” untuk berlindung dari Helikopter di bawah rumah yang terbuat dari tanah liat yang telah runtuh. Tiba-tiba meluncurlah tembakan roket dari Helikopter, maka pada saat itulah janji Allah tiba, dan keluarlah ruhnya yang suci – sebagai syahid -.

Semoga Allah merahmatimu wahai Hisyam. Sungguh engkau telah mencari jihad, dan engkau pun banyak diuji tidak cuman sekali – dalam perjalan jihadmu -. Akan tetapi engkau tetap tegar dalam ujian itu hingga Allah menemukan engkau dengan Jannah insya Allah.

Selamat tinggal wahai Hisyam ……………………

XI. MUKHOLLID AL ‘UTAIBI (ABU ABDURROHMAN AL KUWAITI)

Salah seorang salaf ada yang berkata : ” Demi Allah sesungguhnya kita dan menyaksikan para lelaki, kita mencintai mereka karena Allah, maka bertambahlah keteguhan dan keimanan kita dengan melihat mereka berhari-hari “.

Saudara kita Abu Abdurrohman – semoga Allah merahmatinya – termasuk salah satu dari para lelaki itu, dan kita tidak mensucikan seseorang atas Allah.

Beliau berwibawa, wajahnya memancarkan cahaya yang cerah. bentuk mukanya tidak berbeda dengan salah seorang teman beliau yaitu Abu Mu’ad Al Kuwaiti – semoga Allah merahmatinya -.

Beliau mendengar kabar jihad di bumi Bosnia Herzegovina, maka beliaupun mencari-cari kabar dan bertanya-tanya jalan menuju sana untuk menolong saudara-saudaranya orang Bosnia di negeri mereka. Beliau korbankan jiwanya yang suci itu dengan murah fie sabilillah dan beliau jual di pasar Allah. Karena Allah berfirman :

اِنَّ اللهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجََنَّةَ

” Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin jiwa-jiwa mereka dan harta benda mereka dengan Jannah “. (QS. At Taubah : 111)

Sampailah beliau ke Bosnia Herzegovina pada awal bulan ٍya’ban pada tahun 1415 H. dan bergabung dengan pasukan mujahidin. Beliau adalah seorang lelaki yang berakhlak mulia dalam pergaulan dan selalu mementingkan keperluan orang lain, selalu besikap merendah kepada saudara-saudaranya seiman.

Jikalau engkau tanyakan tentang amalan ibadahnya maka beliau adalah seorang yang tidak pernah meninggalkan sholat malam. Jikalau engkau tanyakan tentang puasanya maka beliau tidak pernah meningalkan puasa senin dan kamis, dan beliau mengikuti amaliyat di Gunung Falasij yang disitulah saudara kita Abu Abdullah As Syarqi terbunuh – semoga Allah merahmatinya -. Dan setelah itu beliau pun mengikuti peperangan-peperangan yang terjadi di sekitar kota Turofinik.

Pada salah satu peperangan di malam Arofah pada tahun 1415 H. kepala dan pundak beliau terluka dan beliau sangat bergembira sekali dengan luka tersebut, karena itu adalah setempel syahadah dan janji yang telah disabdakan oleh nabi shollallahu ‘alaihi wasallam :

مَامِنْ مَكْلُومٍ يُكْلَمُ فِي سَبِيْلِ اللهِ وَاللهُ أَعْلَمُ بِمَنْ يُكْلَمُ فِي سَبِيْلِهِ إِلاَّ أَتَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَكَلْمُهُ يَدْمِي الرِّيْحُ رِيْحُ الْمِسْكِ وَاللَّوْنُ لَوْنُ الدَّمِّ

” Tidaklah orang yang terluka fie sabilillah wallahu a’lam siapa saja yang terluka di jalan-Nya kecuali besok – ketika – datang pada hari kiamat maka lukanya tetap berdarah, aromanya bau misk dan warnanya tetap warna darah “.

Beliau sampai di Misywaroh di negeri Al Balqon sampai selesai perang disana kemudian beliau kembali pulang ke Kuwait, setelah beberapa masa beliau mendengar kabar tragedi yang terjadi di Chechnya, dan teman-temannya kaum muslimin meminta beliau untuk menolong mereka. Maka beliaupun menyiapkan diri berangkat untuk membela saudara-saudaranya dan kehormatan kaum muslimin di negeri itu.

Setelah berusaha keras beliau pun dapat masuk Chechnya dua bulan sebelum perang kedua pecah. Komandan yang terkenal disitu adalah Ibnul Khottob bersama kelompoknya yang telah tinggal lama di bumi Dagestan, maka Rusia dapat mengepung Ibnul Khottob bersama kelompoknya dan menyeru Ibnul Khottob dan kelompoknya untuk menyerahkan diri kepada Rusia.

Ketika mereka sedang dikepung oleh Rusia maka majulah wakil Ibnul Khottob yang bernama Hakim Al Madani – semoga Allah merahmati beliau -, dan wakilnya adalah Abu Abdurrohman, mereka maju memerangi Rusia sebagaimana perangnya para pahlawan pemberani hingga mereka dapat membuka batasan dari musuh untuk dapat dilewati Khottob dan kelompoknya untuk keluar dari kepungan.

Ketika Hakim Al Madani dan kelompoknya berkehendak kembali ke Gunung Chechnya maka pada saat itu orang-orang Rusia sedang bersembunyi di puncak Gunung lalu menyerang mereka dengan cepat, maka terjadilah peperangan yang sengit.

Akhir peperangan dimenangkan oleh tentara Allah atas musuhnya, dan Hakim Al Madani memutuskan untuk menyingkirkan orang-orang Rusia yang terbunuh. Ternyata dianta yang terbunh masih ada seorang yang belum mati. Ketika Hakim Al Madani menjauh darinya karena disangka sudah mati orang jelek – Rusia – itu menembakkan pelurunya ke punggung Hakim Al Madani maka terbunuhlah beliau. Kemudian para pemuda – anak buah Hakim al Madani – menghabisi orang Rusia itu. Kemudian setelah itu kepemimpinan diserahkan kepada Abu Abdurrohman dan beliau melanjutkan maju menuju puncak Gunung. Maka ketika itu meluncurlah peluru Roket yang tepat mengenai kepala beliau hingga gugurlah beliau seketika itu. Begitulah – pemuda - Kuwait pemberani ini maju – semoga Allah merahmatinya – maka hilanglah salah satu putra terbaik Kuwait – yaitu Abu Abdurrohman -. Dan beliau telah ditempatkan oleh Allah di dalam Jannah dan Allah memberikan ganti pada ummat ini yang lebih baik dari beliau.

Sungguh beliau telah mendapatkan syahadah dan beliau telah begembira dengan syahadah itu dan beliau telah berjumpa dengan teman sejalannya Abu Muhammad Al Kuwaiti – semoga Allah merahmatinya -.

XII. SAMIR ATS TSABITI

Beliau adalah salah seorang pemuda dari Thoif, sebuah kota tenang yang telah mengeluarkan pahlawan ini. Pada awal masa mudanya ia termasuk pemuda yang bergelimang dengan maksiyat dan lalai dari Allah sampai Allah mempertemukan beliau dengan orang yang menasehati beliau dengan untaian kalimat yang mudah difahami. - Lihatlah ! Apakah orang yang menasehati itu menyangka kalau orang yang dinasehati itu akan menjadi seorang lelaki seperti yang ia kehendaki dan menjadi lelaki yang mau mengorbankan dirinya fie sabilillah ? semua pahala akan menjadi kebaikan dan sampai kepada orang yang mendakwahinya dan itu adalah karunia yang Allah berikan kepada hamba-Nya yang dikehendaki –

Ternyata lelaki itu benar-benar menghentikan kebiasaan buruknya dan meninggalkan semua temannya dimasa lalu dan sekarang umurnya sembilan belas tahun. Sebelum ia meninggalkan teman-temannya beliau menyampaikan perkataan untuk yang pertama dan yang terakhir kalinya.

Lelaki itu mempunyai kehebatan dan tidak mempunyai rasa takut – pemberani -,. Beliau memulai membuka-buka kitab dan bertanya kepada para ulama tentang amalan yang paling utama. Maka para ulama itu menjawab bahwa amalan yang paling utama adalah Jihad fie sabilillah. Maka setelah mendengar jawaban itu beliau segera berserikat dengan saudara-saudaranya dalam jihad di bumi Bosnia Herzegovina.

Benar ….. beliau pun pergi ke Bosnia, hatinya bergembira hingga hampir terbang rohnya karena sangat gembira dan dapat sampai di Bosnia dan bergabung dengan para mujahidin disana. Beiau orangnya tenang dan mempunyi kehebatan sehingga dicintai oleh teman-temannya, beliau berotak jenius dan pemberani.

Setelah berlalu sembilan bulan beliau dipilih oleh Mu’taz untuk mengkoordinir satu kelompok untuk mengawasinya dan dipasrahi untuk menjadi komandan pada kelompok tersebut dalam peperangan Al Fath Al Mubin hingga peperangan usai di Bosnia Herzgovina. Kemudian setelah itu beliau pulang.

Ketika pulang beliau mendengar kabar bahwa kaum muslimin di Kosovo sedang terbantai, maka beliau terbang ke sana untuk menolong saudara-saudaranya.

Celakalah Serbia, ternyata ada seorang lelaki yang mengenali mereka dan mereka pun mengenalinya telah datang bergabung dengan para mujahidin Kosovo – beliau adalah Samir Ats Tsabiti -. Beliau bertempur dengan gagah berani disana hingga naiklah pamor beliau dan tinggi kedudukannya dikalangan orang-orang Kosovo. Di sebuah daerah beliau memimpin satu kelompok untuk menyerbu jendral Serbia yang tinggal di dekat daerah itu yang berhadapan dengan barisan kaum muslimin. Jendral Serbia ini telah membantai kaum muslimin, membakar tempat tingal mereka, kampung halaman mereka dan menumpahkan darah mereka, sehingga tersebar kabar tentang keradikalan jendral Serbia tersebut.

Abu Mus’ab rohimahullah merenung cukup lama, kemudian beliau berkata kepada orang-orang Kosovo : ” Siapa yang mau berjanji setia kepadaku untuk membunuh jendral “, maka sebagian mereka pun menyatakan janji setia kepada beliau.

Benar ….. Singa pahlawan ini maju menyerang bersama sebagian mujahidin yang telah mengikat janji setia kepada beliau untuk masuk menyerbu bumi Serbia dan masuk ke rumah jendral tersebut. Terjadilah peperangan kecil dan Abu Mus’ab – Samir Ats Tsabiti – dapat masuk ke dalam rumah jendral tersebut. Beliau menghunus pisaunya dan menghujamkannya kepada jendral tersebut, kemudian kepalanya beliau penggal lalu rumahnya ditutup kembali dan beliau kembali lagi bersama-sama mujahidin.

Kaum muslimin merasa lega dari kejelekan jendral Serbia itu dan mereka takut kalau terjadi lagi seperti ini.

Kamu lihat apakah saudara kita – Samir Ats Tsabiti - yang dahulunya lalai itu akan dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan kepahlawanan ini ? berapa banyak dari para lelaki yang membutuhkan dakwah – seperti beliau -. Kewibawaan Abu Mus’ab semakin naik dikalangan penduduk dan mereka memuliakan beliau dan meninggikan kedudukannya hingga berakhirlah perang di Kosovo. Kemudian menyalalah peperangan di Chechnya dan beliau pun menyiapkan diri untuk berangkat ke sana dan menolong saudara-saudaranya dalam rangka mencari keridhoan dari Robnya dan mencari syahadah di jalan-Nya.

Benar ….. beliau pergi ke Chechnya dan turun di Giorgia, akan tertapi orang-orang Giorgia tidak mengizinkannya masuk ke negeri itu, mereka menghalangi beliau masuk Hotel. kemudian beliau memutar otak untuk dapat masuk ke Checnya, lalu beliau kabur dan mencari orang yang dapat mengantarkan beliau masuk ke Checnya. Akhirnya beliaupun dapat masuk ke bumi Chechnya dan bisa bergabung dengan para mujhaidin di sana.

Melihat kedatangan beliau, Ibnul Khottob tampak gembira dan memberikan tugas kepada beliau untuk menjadi komandan salah satu kelompok mujahidin, karena dilihatnya beliau mampu dalam hal itu.

Kisahnya beliau di Chechnya lihai dalam menembak dengan senjata Mortar. Pada suatu hari beliau berada di puncak Gunung dan di bawah ia melihat tentara Rusia sedang mengadakan parade kekuatan, mereka ingin membuat muasykar – pangkalan militer – disitu dan ia perkirakan bahwa tempat itu tidak terjangkau oleh serangan senjata mujahidin.

Pada hari berikutnya orang-orang Rusia sedang menyusun kekuatan – untuk menyerang mujahidin -, mereka memakai baju besi , menyiapkan alat pelempar dan perlengkapan lainnya.

Singa Abu Mus’ab sudah mengintai mereka, lalu setelah itu beliau obrak-abrik seluruh kepentingan mereka, setiap tembakan roket yang dilancarkan beliau tidak ada yang meleset dari sasaran dan beliaupun dapat menghancurkan sebuah Helikopter mereka dan beberapa persenjataan perang mereka dan tentaranya banyak yang terbunuh pula, sehingga mereka lari tunggang-langgang meninggalkan daerah yang mereka duduki tersebut.

Adapun kunyah – sebutan – bagi Samir Ats Tsabiti di Chechnya adalah Abu Dzar At Thoifi.

Adapun kisah terbunuhnya beliau adalah, suatu ketika beliau dan kelompoknya menyisir daerah di pedesaan yang beliau singgahi, ternyata beliau dapati disana ada ranjau yang dipasang oleh Rusia, maka beliau pun ingin membersihkan ranjau itu. Maka beliau menjinakkan salah satu ranjau itu, akan tetapi ketika beliau memegang rangjau itu meledaklah ranjau tersebut dan gugurlah beliau pada saat itu juga. Maka beliau pun kembali kepada Kasih Sayang Allah insya Allah dan beliau telah sampai di Jannah dan sungai, berada di tempat yang disenangi di sisi – Rob – yang Maha Berkuasa.

Ada cerita yang aneh yang menjelaskan akan kedekatan hubungan beliau dengan Allah. Yaitu ketika beliau mendengar tragedi yang menimpa saudara-saudaranya kaum msulimin di Kosovo beliau langsung pergi ke sana, dan beliau berusaha dengan keras untuk bisa masuk ke daerah Kosovo hingga akhirnya beliau dapat masuk, beliau diantar oleh seorang sopir Taksi dari negeri yang berdekatan dengan Kosovo, maka ketika diperjalanan kendaraan yang dinaiki beliau diberhentikan oleh tentara Serbia dan mereka menyuruh sopir untuk menyerahkan beliau kepada mereka untuk masuk ke garis depan. Maka keluarlah sopir taksi dari mobilnya dan Abu Mus’ab pun berdiri sementara taksi di parkir. Polisi tersebut meminta uang kepada sopir taksi dengan paksa, sopir taksi itu pun menolak sementara perjalanan sudah dengan kampung yang dituju. Polisi Serbia mencari-cari kesalahan kedua orang ini, dan mereka menahan keduanya di daerah tersebut dengan paksa. Pada saat itu anjing-anjing polisi disebar disemua tempat.

Dalam kondisi seperti itu Abu Mus’ab menengadahkan tangannya dan berdo’a kepada Allah dengan sungguh-sungguh : ” Ya Allah ! Jikalau Engkau lepaskan aku dari kondisi ini sungguh aku akan berjihad di jalan-Mu dengan sungguh-sungguh “. Maka setelah mendengar do’a Abu Mus’ab Allah pun mengabulkan do’anya. Kemudian Allah membutakan penglihatan tentara Serbia sehinga beliau dan seorang penunjuk jalan bisa kabur hingga sampai di perbatasan Albania, mereka tidak melihat keduanya kabur. Tapi ternyata ada seorang Serbia penjaga perbatasan yang melihat mereka berdua lalu ia tembak keduanya, maka gugurlah si penunjuk jalan dan tinggallah beliau sebatang kara. Dengan rahmat Allah beliau bertemu dengan mujahidin. Kisah ini menunjukkan benarnya sabda rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam :

تَضَمَّنَ اللهُ لِلْمُجَاهِدِ فِي سَبِيْلِهِ إِذَا خَرَجَ لاَ يَخْرُجُهُ إِلاَّ جِهَادًا فِي سَبِيْلِهِ أَنْ يَرْزِقَهُ الشَّهَادَةَ أَوْ يَرْجِعَهُ إِلَى بَيْتِهِ الَّذِي خَرَجَ مِنْهُ بِمَا نَالَ مِنَ اْلأَجْرِ وَالْغَنِيْمَةِ….

” Allah menjamin bagi orang yang berjihad – mujahid – di jalan-Nya. Jika ia keluar maka tidak ada yang mengeluarkan dia kecuali untuk tujuan jihad di jalan-Nya agar diberi syahadah atau dikembalikan ke rumahnya yang ia keluar darinya dengan mendapatkan pahala dan ghonimah – harta rampasan – “.

Negeri Bosnia Herzegovina tidak akan melupakan kepahlawanmu disana, dan Kosovo pun tidak dapat melupakan perjuanganmu, dan Chechnya pun tidak akan pernah melupakan perngorbananmu disana. Semoga Allah mengganti untuk ummat ini orang yang lebih baik darimu. Semoga Allah merahmatimu dan menempatkanmu di Jannah Firdaus Al A’la

0 comments:

Posting Komentar



1001 Malam (Arabian Night)

Tiada penulis yang lepas dari kematian
tetapi apa yang ditulis tangannya akan dibawa zaman,
Maka janganlah menulis apapun diatas kertas,
kecuali apa yang kau inginkan terbaca dihari kiamat....