Kamis, 12 Februari 2009

LOVE IS A GIVE

Ya Muqollibal Qulub Tsabbit qolbi ‘alad diinik…
Ya Muqollibal Qulub Tsabbit qolbi ‘alad da’watik…

Love is a give (Cinta adalah berkah)…
Bahkan salah seorang ikhwah mengatakan:
Love is the essence of life (Cinta adalah inti sari kehidupan)…
Cinta Allah yang membuat bumi ada…
Cinta Allah yang membuat sang surya bersinar…
Cinta antar manusia yang membuat hidup tenteram dan nyaman…
Ketika kita mencintai, tidak ada kata pamrih disana…
Yang ada hanya memberi tanpa mengharap menerima…

Mirip seperti itulah hakikat menjadi da’I…
Dia harus siap mengorbankan hidup dan matinya demi da’wah…
Dia selalu memberi utk Islam, tanpa mengharapkan menerima utk setiap kerja da’wahnya…
Itulah ikhlash…
Siap menjadi jundi dan pada saat yang sama siap menjadi qiyadah…
Siap mengeluarkan uang utk da’wah…
Siap mengeluarkan tenaga utk da’wah…

Ana teringat kata Ust. Darlis:
Bahwa hubungan ikhwan dan akhwat aktivis da’wah adalah seperti saudara…
Cukup sampai disana…
Kalaupun terjadi gangguan hati yang merupakan sunnatulloh akibat adanya interaksi,
Tidak akan melebihi taraf SIMPATI antar kader
(SIMPATI : SIMPan dAlam haTI)…
Kecuali Allah memberikan kesempatan padanya utk menyelesaikan setengah agamanya…

Jika Allah telah menentukan jodoh utk kita, bahkan sebelum kita lahir,
Mengapa kita takut menjadi perawan tua atau jejaka jomblo…?
Masih panjang langkah da’wah kita…
Masih begitu banyak lahan da’wah yang belum kita jamah…
Ada satu hal yang akan datang dengan sendirinya pada anda, yaitu Jodoh…
Sehingga jangan sampai hal ini membuat kita ragu akan janji Allah pada kita…
Jangan sampai da’wah kita berpenyakit hanya karena masalah ini…
Sangat cengeng dan kekanak-kanakan,
Bila sampai ada aktivis da’wah yang terjangkiti hal ini (VMJ: Virus Merah Jambu)…

Da’wah adalah sesuatu yang suci…
Qod aflaha man zakkaha (Beruntunglah orang yang membersihkan diri)…
Wa qod khoba man dassaha (Dan celakalah orang yang mengotori dirinya)…

Sehingga orang yang berhak dan akan bertahan dalam jalan ini,
Adalah orang yang niat ikhlash membersihkan dirinya…
Dia ikut tarbiyah dengan keikhlashan,
Bukan karena ingin menikah dengan akhwat berjilbab…

Dia beraksi dan berdemonstrasi utk menyuarakan yang haq didepan penguasa yang zholim (HR Bukhori Muslim)…

Bukan ingin ketenaran…
Dia berda’wah ingin menuju Jannah-Nya,
Bukan ingin mendapatkan jabatan, fans atau lainnya…

Ingat ikhwan wa akhwat fillah,
Seperti disampaikan Ust. Amirudin:
Utk ikhwan…
Bila anda istiqomah di jalan da’wah ini,
Bidadari telah menanti anda di syurga nanti…
Utk Akhwat…
Bila anda istiqomah di jalan da’wah ini,
Anda lebih baik dari bidadari yang terbaik yang ada di syurga…

Kebenaran hakiki hanya milik Allah…
Dan di yaumil qiyamah kelak akan ditentukan
kebenaran akan hal2 yang kita perdebatkan…

thank to uswahasan for the article

Rabu, 11 Februari 2009

MAKNA SABAR DALAM ISLAM

Dari Suhaib r.a., bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang mukmin; yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya." (HR. Muslim)

Sekilas Tentang Hadits :

Hadits ini merupakan hadits shahih dengan sanad sebagaimana di atas, melalui jalur Tsabit dari Abdurrahman bin Abi Laila, dari Suhaib dari Rasulullah SAW, diriwayatkan oleh:

§ Imam Muslim dalam Shahihnya, Kitab Al-Zuhud wa Al-Raqa'iq, Bab Al-Mu'min Amruhu Kulluhu Khair, hadits no 2999.

§ Imam Ahmad bin Hambal dalam empat tempat dalam Musnadnya, yaitu
hadits no 18455, 18360, 23406 & 23412.

§ Diriwayatkan juga oleh Imam al-Darimi, dalam Sunannya, Kitab Al-Riqaq, Bab Al-Mu'min Yu'jaru Fi Kulli Syai', hadits no 2777.

Makna Hadits Secara Umum
Setiap mukmin digambarkan oleh Rasulullah saw. sebagai orang yang
memiliki pesona, yang digambarkan dengan istilah `ajaban'. Pesona berpangkal dari adanya positif thinking seorang mukmin. Ketika mendapatkan kebaikan, ia refleksikan dalam bentuk syukur terhadap Allah swt. Karena ia paham, hal tersebut merupakan anugerah Allah

Dan tidaklah Allah memberikan sesuatu kepadanya melainkan pasti sesuatu tersebut adalah positif baginya. Sebaliknya, jika ia mendapatkan suatu musibah, ia akan bersabar. Karena ia yakin, hal tersebut merupakan pemberian sekaligus cobaan bagi dirinya yang ada rahasia kebaikan di dalamnya. Sehingga refleksinya adalah dengan bersabar dan mengembalikan semuanya kepada Allah swt.

Urgensi Kesabaran

Kesabaran merupakan salah satu ciri mendasar orang yang bertaqwa. Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa kesabaran setengah keimanan. Sabar memiliki kaitan erat dengan keimanan: seperti kepala dengan jasadnya. Tidak ada keimanan yang tidak disertai kesabaran, sebagaimana tidak ada jasad yang tidak memiliki kepala. Oleh karena itu, Rasulullah saw. menggambarkan ciri dan keutamaan orang beriman sebagaimana hadits di atas.

Makna Sabar

Sabar merupakan istilah dari bahasa Arab dan sudah menjadi istilah bahasa Indonesia. Asal katanya adalah "shabara", yang membentuk infinitif (masdar) menjadi "shabran".

Dari segi bahasa, sabar berarti menahan dan mencegah. Menguatkan makna seperti ini adalah firman Allah dalam Al-Qur'an: "Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas." (Al-Kahfi: 28) Perintah bersabar pada ayat di atas adalah untuk menahan diri dari keingingan `keluar' dari komunitas orang-orang yang menyeru Rabnya serta selalu mengharap keridhaan-Nya. Perintah sabar di atas sekaligus juga sebagai pencegahan dari keinginan manusia yang ingin bersama dengan orang-orang yang lalai dari mengingat Allah swt.
Sedangkan dari segi istilahnya, sabar adalah menahan diri dari sifat kegundahan dan rasa emosi, kemudian menahan lisan dari keluh kesah serta menahan anggota tubuh dari perbuatan yang tidak terarah.
Amru bin Usman mengatakan, bahwa sabar adalah keteguhan bersama Allah, menerima ujian dari-Nya dengan lapang dan tenang. Hal senada juga dikemukakan oleh Imam Al-Khawas, "Sabar adalah refleksi keteguhan untuk merealisasikan Al-Qur'an dan sunnah. Sehingga sabar tidak identik dengan kepasrahan dan ketidakmampuan. Rasulullah SAW. memerintahkan umatnya untuk sabar ketika berjihad. Padahal jihad adalah memerangi musuh-musuh Allah, yang klimaksnya adalah menggunakan senjata (perang)."

Sabar Sebagaimana Digambarkan Dalam Al-Qur'an

Dalam Al-Qur'an banyak ayat yang berbicara mengenai kesabaran. Jika ditelusuri, terdapat 103 kali disebut dalam Al-Qur'an, baik berbentuk isim maupun fi'ilnya. Hal ini menunjukkan betapa kesabaran menjadi perhatian Allah swt.

1. Sabar merupakan perintah Allah. "Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (Al-Baqarah: 153). Ayat-ayat yang serupa Ali Imran: 200, An-Nahl: 127, Al-Anfal: 46, Yunus: 109, Hud: 115.

2. Larangan isti'jal (tergesa-gesa). "Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka…" (Al-Ahqaf: 35)

3. Pujian Allah bagi orang-orang yang sabar: "…dan orang-orang yang bersabar dalam kesulitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa." (Al-Baqarah: 177)

4. Allah akan mencintai orang-orang yang sabar. "Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar." (Ali Imran: 146)

5. Kebersamaan Allah dengan orang-orang yang sabar. Artinya Allah senantiasa akan menyertai hamba-hamba-Nya yang sabar. "Dan bersabarlah kamu, karena sesungguhnya Allah itu beserta orang-orang yang sabar." (Al-Anfal: 46)

6. Mendapatkan pahala surga dari Allah. (Ar-Ra'd: 23 - 24)

Kesabaran Sebagaimana Digambarkan Dalam Hadits

Sebagaimana dalam Al-Qur'an, dalam hadits banyak sekali sabda Rasulullah yang menggambarkan kesabaran. Dalam kitab Riyadhus Shalihin, Imam Nawawi mencantumkan 29 hadits yang bertemakan sabar. Secara garis besar:

1. Kesabaran merupakan "dhiya' " (cahaya yang amat terang). Karena dengan kesabaran inilah, seseorang akan mampu menyingkap kegelapan. Rasulullah mengungkapkan, dan kesabaran merupakan cahaya yang terang" (HR. Muslim)

2. Kesabaran merupakan sesuatu yang perlu diusahakan dan dilatih secara optimal. Rasulullah pernah menggambarkan: "Barang siapa yang mensabar-sabarkan diri ( berusaha untuk sabar ), maka Allah akan menjadikannya seorang yang sabar…" (HR. Bukhari)

3. Kesabaran merupakan anugerah Allah yang paling baik. Rasulullah mengatakan, "dan tidaklah seseorang itu diberi sesuatu yang lebih baik dan lebih lapang daripada kesabaran." (Muttafaqun Alaih)

4. Kesabaran merupakan salah satu sifat sekaligus ciri orang mukmin,
sebagaimana hadits yang terdapat pada muqadimah; "Sungguh menakjubkan perkara orang yang beriman, karena segala perkaranya adalah baik. Jika ia mendapatkan kenikmatan, ia bersyukur karena (ia mengatahui) bahwa hal tersebut adalah memang baik baginya. Dan jika ia tertimpa musibah atau kesulitan, ia bersabar karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut adalah baik baginya." (HR. Muslim)

5. Seseorang yang sabar akan mendapatkan pahala surga. Dalam sebuah hadits digambarkan; Dari Anas bin Malik ra berkata, bahwa aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya Allah berfirman, `Apabila Aku menguji hamba-Ku dengan kedua matanya, kemudian dia bersabar, maka aku gantikan surga baginya'." (HR. Bukhari)

6. Sabar merupakan sifat para nabi. Ibnu Mas'ud dalam sebuah riwayat
pernah mengatakan: Dari Abdullan bin Mas'ud berkata"Seakan-akan aku memandang Rasulullah saw. menceritakan salah seorang nabi, yang dipukuli oleh kaumnya hingga berdarah, kemudian ia mengusap darah dari wajahnya seraya berkata, `Ya Allah ampunilah dosa kaumku, karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui." (HR. Bukhari)

7. Kesabaran merupakan ciri orang yang kuat. Rasulullah pernah
menggambarkan dalam sebuah hadits; Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah bersabda, "Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat, namun orang yang kuat adalah orang yang memiliki jiwanya ketika marah." (HR. Bukhari)

8. Kesabaran dapat menghapuskan dosa. Rasulullah menggambarkan dalam sebuah haditsnya; Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullan saw. bersabda, "Tidaklah seorang muslim mendapatkan kelelahan, sakit, kecemasan, kesedihan, mara bahaya dan juga kesusahan, hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan dosa-dosanya dengan hal tersebut." (HR. Bukhari & Muslim)

9. Kesabaran merupakan suatu keharusan, dimana seseorang tidak boleh putus asa hingga ia menginginkan kematian. Sekiranya memang sudah sangat terpaksa hendaklah ia berdoa kepada Allah, agar Allah memberikan hal yang terbaik baginya; apakah kehidupan atau kematian. Rasulullah saw. mengatakan; Dari Anas bin Malik ra, bahwa Rasulullah SAW. bersabda, "Janganlah salah seorang diantara kalian mengangan-
angankan datangnya kematian karena musibah yang menimpanya. Dan sekiranya ia memang harus mengharapkannya, hendaklah ia berdoa, `Ya Allah, teruskanlah hidupku ini sekiranya hidup itu lebih baik untukku. Dan wafatkanlah aku, sekiranya itu lebih baik bagiku." (HR. Bukhari Muslim)

Bentuk-Bentuk Kesabaran

Para ulama membagi kesabaran menjadi tiga:

1. Sabar dalam ketaatan kepada Allah. Merealisasikan ketaatan kepada Allah, membutuhkan kesabaran, karena secara tabiatnya, jiwa manusia

2. Enggan untuk beribadah dan berbuat ketaatan. Ditinjau dari penyebabnya, terdapat tiga hal yang menyebabkan insan sulit untuk sabar. Pertama karena malas, seperti dalam melakukan ibadah shalat. Kedua karena bakhil (kikir), seperti menunaikan zakat dan infaq. Ketiga karena keduanya, (malas dan kikir), seperti haji dan jihad.

3. Sabar dalam meninggalkan kemaksiatan. Meninggalkan kemaksiatan juga membutuhkan kesabaran yang besar, terutama pada kemaksiatan yang sangat mudah untuk dilakukan, seperti ghibah (baca; ngerumpi), dusta, dan memandang sesuatu yang haram.

Sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allah, seperti mendapatkan musibah, baik yang bersifat materi ataupun inmateri; misalnya kehilangan harta dan kehilangan orang yang dicintai.

Kiat-kiat Untuk Meningkatkan Kesabaran

Ketidaksabaran (baca; isti'jal) merupakan salah satu penyakit hati, yang harus diterapi sejak dini. Karena hal ini memilki dampak negatif pada amal. Seperti hasil yang tidak maksimal, terjerumus kedalam kemaksiatan, enggan melaksanakan ibadah. Oleh karena itulah, diperlukan beberapa kiat guna meningkatkan kesabaran. Di antaranya:

1. Mengikhlaskan niat kepada Allah swt.

2. Memperbanyak tilawah (membaca) Al-Qur'an, baik pada pagi, siang, sore ataupun malam hari. Akan lebih optimal lagi manakala bacaan tersebut disertai perenungan dan pentadaburan.

3. Memperbanyak puasa sunnah. Puasa merupakan ibadah yang memang secara khusus dapat melatih kesabaran.

4. Mujahadatun nafs, yaitu sebuah usaha yang dilakukan insan untuk berusaha secara giat untuk mengalahkan nafsu yang cenderung suka pada hal-hal negatif, seperti malas, marah, dan kikir.

5. Mengingat-ingat kembali tujuan hidup di dunia. Karena hal ini akan memacu insan untuk beramal secara sempurna.

6. Perlu mengadakan latihan-latihan sabar secara pribadi. Seperti ketika sedang sendiri dalam rumah, hendaklah dilatih untuk beramal ibadah dari pada menyaksikan televisi, misalnya. Kemudian melatih diri untuk menyisihkan sebagian rezeki untuk infaq fi sabilillah.

A7. Membaca-baca kisah-kisah kesabaran para sahabat, tabi'in maupun tokoh-tokoh Islam lainnya.

Senin, 09 Februari 2009

MIN QOSHOSHI AS SYUHADAI AL ‘AROBI 5

XIII. ABU HAFS AL KUWAITI (HAMAD AS SULAIMAN)

Aku tinggalkan kalian dengan cucuran air mataku yang berderai ……………

Aku tinggalkan kalian, padahal kalian adalah penyejuk mataku…..

Abu Hafs Al Kuwaiti….. Hamad As Sulaiman. Berasal dari negara Kuwait, dari negeri yang mulia bagi kita.

Abu Mu’adz Al Kuwaiti, Abu Abdurrohman Al Kuwaiti… dan selain mereka dari para pahlawan yang datang dari negeri Kuwait.

Tidak seperti kebiasaanku dalam menyampaikan cerita-cerita para syuhada’, maka akan aku mulai dengan mengkisahkan lelaki yang agung ini.

Kulit beliau coklat dan hati beliau putih besih, tubuhnya ramping, kokoh dalam membela al haq – kebenaran -. Engkau akan saksikan mukanya terdapat guratan kesedihan, aku mengenalnya ketika berada di bumi Bosnia Herzegovina, dan pada waktu di Afghanistan aku belum mengenal beliau.

Sebelum menyebutkan tentang kiprah beliau di kancah jihad maka kami mulai menyebutkan biografi kehidupannya.

Beliau anak pertengahan diantara saudara-saudaranya, beliau lahir dari keluarga baik-baik, bapaknya seorang lelaki sholih, bapaknya telah mengiringinya dan mendidiknya untuk meninggalkan kehidupan dunia. Dikarenakan sakit maka akhirnya bapaknya meninggal di Rumah Sakit Al Mania di Saudi dan beliau ridho dengan anak lelakinya ini.

Abu Hafs menyelesaikan kuliahnya di sebuah Universitas di Amerika dan beliau mengambil jurusan spesialis Komputer. Semua saudara-saudaranya sekolah di Amerika. Akan tetapi kuliah beliau belum selesai dan beliau sudah bergabung dengan para mujahidin di Afghanistan dan datang ke sana pada tahun 1988 M. menuju daerah Jojy yang sangat terkenal dalam sejarah. Sampai Allah mengeluarkan Rusia dari negeri itu kemudian beliau keluar lagi ke Kuwait ketika terjadinya perang Irak. Seusai perang Irak terjadilah tragedi Bosnia Herzegovina dan beliau termasuk orang yang datang terdahulu ke bumi – Bosnia – yang pernuh berkah itu.

Beliau pergi kesana dengan salah seorang temannya dari Kuwait juga melalui sebuah Yayasan. Mereka mempunyai misi dalam dakwah dan mereka ikut serta saudara-saudara mereka dalam peperangan kapan saja ada kesempatan perang. Beliau dan seorang temannya menetap di salah satu posko Bosnia yang disana terdapat kegiatan-kegiatan orang Rofidhoh – Syi’ah – yang sangat kuat yang datang dari Iran. keduanya – Abu hafs dan temannya- mengadakan kegiatan-kegiatan hingga terusirlah mereka – orang-orang syi’ah – dari kota itu. Setelah itu beliau kembali ke Kuwait untuk menyelesaikan amanah beliau di Yayasan Khoiriyah ini dan menitipkan keluarganya lalu kembali lagi ke bumi Bosnia dan bergabung dengan para mujahidin di daerah Kalisia di Tuzla.

Beliau seperti seorang ibu yang penyayang bagi para mujahidin dan beliau sangat lihai dalam berbahasa inggris, begitu juga bahasa Bosnia dengan logat fasih. Beliau menjadi da’I di daerah tersebut dan menjadi pengajar disana. Jika beliau sedang menjadi da’I maka beliau seperti singa yang keras terhadap orang-orang kafir Serbia. Karena beliau ingin merealisasikan firman Allah ‘Azza wa Jalla :

اَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِيْنَ

” Bersikap lemah lembut kepada orang-orang mukmin dan bersikap keras kepada orang-orang kafir “. (QS. Al Fath : 29).

Beliau bersama-sama mujahidin disana dan beliau terjun dalam kancah peperangan. Tampak darinya sifat-sifat pemberani dan selalu mendahulukan kepentiangan saudara-saudaranya dan selalu mendahulukan mereka di depan.

Allah telah memuliakan aku bisa masuk bersama beliau pada peperangan di Badar Bosnia ( pada saat itu dishoting di kaset Vidio). Aku saksikan sendiri beliau adalah seorang pemberani dan selalu paling depan dalam medan jihad. Amaliyat pada saat itu berada pada sebuah daerah yang besar yang mencakup 52 desa. Daerah tersebut disebut dengan Fuzutisya. Kami menyerbu Serbia bersama datangnya fajar dan menghantam mereka dengan pukulan yang kuat. Peperangan selesai dengan gemilang seperti biasa dengan izin Allah. Dan ketika kami menyerbu mereka ternyata Abu Hafs sedang menghadapi mereka. Beliau menawan salah seorang dari tentara Serbia setelah melukainya dan memotong kepalanya lalu diangkat untuk ditunjukkan kepada kami sambil beliau tersenyum dengan karomah yang Allah berikan kepada beliau.

Allah telah memberikan karomah kepada beliau dengan banyak membunuh babi-babi Serbia dan kami berada dibelakang beliau menyaksikan keberaniannya. Kami berlindung dari kerasnya goncangan dan kami mengaguminya karena beliau selalu menyerbu dan menyerang mereka.

Telah habislah medan perang di Bosnia dan berakhirlah perang disana, maka ketika itu beliau linglung seakan-akan seperti orang yang kehilangan potensi. Aku melihat beliau dan matanya berkaca-kaca berwarna merah, wajahnya kelihatan murung dan sedih sampai aku menyangka bahwa keluarga beliau telah mati semua.

Beliau bekata kepadaku : ” Wahai Abu Fulan ! Peperangan telah usai dan para syuhada telah pergi menuju Jannah dan kita tinggal dengan dosa-dosa kita di dunia “. Aku mencoba menghibur dan membahagiakan beliau, akan tetapi kesedihan itu tidak hilang dari beliau bahkan beliau tidak mau kembali lagi ke Kuwait. Sebelumnya beliau pergi ke Checnhya pada saat terjadi peperangan pertama sampai di perbatasannya dan beliau ditawan disana dan beliau tinggal disana beberapa bulan sampai Allah membebaskan beliau, kemudian beliau kembali lagi ke Bosnia dan tinggal di Bosnia. Di Bosnia beliau menikah dengan seorang wanita sholihah asli Bosnia dan be ribat di bumi itu.

Setelah beberapa masa menikah beliau pulang ke Kuwait. Pada saat di Kuwait beliau ditawari untuk bekerjasama di IBM dengan diberi gaji seribu dinar, akan tetapi tawaran itu beliau tolak. Aku tanyakan kepada beliau mengapa tawaran itu ditolak ? beliau menjawab : ” Aku tidak ingin terikat dengan suatu janji, karena aku ingin setiap ada seruan untuk berjihad aku pergi ke medan jihad itu dengan tidak mempunyai ikatan dan perjanjian “.

Peperangan Chechnya kedua dimulai, beliau mencoba berkali-kali untuk bisa masuk ke sana, akan tetapi Allah belum menghendaki beliau untuk sampai ke sana. Beliau sering sekali mengunjungiku, beliau sangat merasakan kesedihan dalam hidupnya seakan-akan hilanglah potensinya. Amerika memulai membuat ulah dengan menggempur Afghanistan, setelah itu beliau menghubungi saya dan berkata : ” Wahai Hamad ! Allah menitipkan sesuatu kepadamu yang tidak akan hilang titipan-Nya itu “. Aku balas bertanya : ” Kemana engkau hendak pergi berjihad ? “. Beliau menjawab : ” Ke Afghanistan untuk menolong saudara-saudaraku disana “. Wahai Hamad ! Aku sudah bosan hidup, aku ingin mencari syahadah “. Beliau selalu mengulang-ngulang perkataannya sehingga hatiku merasakan kegundahan juga. Lalu aku katakan kepadanya dengan bergurau : ” Engkau selalu mengatakan seperti itu kepadaku dan kamu pun pulang lagi kepada kami ? !!! “. Beliau ketawa dan aku pun ketawa juga. Aku dan dia menangis dalam kesedihan dengan tinggal diamnya kita disini.

Akhirnya beliau pun pergi ke Afghanistan…… di malam hari ‘Ied, Allah menjadikan malam itu hari ‘Ied beliau – kembali – kepada Allah Subhanahu wa ta’ala – mendapat syahadah -. Beliau terbunuh di Gunung Torabora dan pada saat itu beliau lagi puasa dan sedang menunggu waktu berbuka.

Ya Allah ! Terimalah ia dan angkatlah derajatnya di sisi-Mu ya Allah.

Ya Allah ! Sesungguhnya nabi-Mu telah bersabda : ” Kalian adalah menjadi saksi-saksi Allah di dunia “. Ya Allah ! Sesungguhnya lelaki ini telah berperang dan meninggalkan dunia berserta kenikmatannya untuk menjumpai-Mu…. Karena rindu kepada-Mu dan meminta syahadah kepada-Mu…..

Ya Allah ! Berikanlah apa yang selama ini beliau minta kepada-Mu, dan gabungkanlah kami dengan beliau Ya Arhamar Rohimin…..

Ya Allah ! Gantilah kesedihan dan kegundahannya ketika di dunia dengan kebahagian dari-Mu dan sampaikanlah ia pada tempat yang Engkau janjikan untuknya…..

XIV. ABU USAID AL URDUNI

Abu Usaid Al Urduni… atau disebut juga Ibrahim As Syamri… beliau berasal dari keluaga Bangsawan di Urdun – Yordania -. Dari suku asli arab. Beliau berada dalam barisan tentara Urdun, beliau cukup lama berkerja di ketentaraan. Sebelumnya beliau belum pernah pergi berjihad, baik itu ke Afghanistan, Bosnia dan selainnya.

Sudah maklum karena di Urdun terdapat sekelompok dari orang-orang Chechnya yang hijrah ke Urdun karena buminya dijajah oleh orang-orang Soviet dan mereka terusir ke Urdun.

Disana – Chechnya – terkenal dengan keberaniannya dan menjaga adat-istiadatnya serta kepatuhan pada pemimpinnya. Adapun orang yang ditokohkan adalah yang mulia syekh Fathi As Syisyani ( Abu Sayaf ) rohimahullah. Beliau – syekh Fathi – rohimahullah termasuk dari orang yang ikut serta saudara-saudaranya berjihad di bumi Afghanistan. Dan beliau termasuk dekat dengan komandan yang ada di Afghanistan. Setelah usai peperangan di Afghanistan beliau pulang ke Urdun dan dari sana beliau pergi ke negeri aslinya Chechnya.

Peperangan Checnya yang pertama dimulai pada tahun 1995 M. maka kabar peperangan itu sampailah kepada singa kita Abu Usaid.

Kekuasaan Rusia yang dzolim pada kelompok – muslim – disana sangat mencengkram, maka tergeraklah para pembela Islam dan melaju dengan kobaran semangan mencari syahadah.

Beliau termasuk orang yang pertama-tama masuk ke Chechnya sebelum mujahid Ibnul Khottob rohimahullah. Beliau sampai di sebuah desa yang bernama Syisan di Chechnya, dan disanalah beliau ribat. Dan beliau bekeliling di bumi Chechnya untuk mengenal jalan-jalannya, tanda-tandanya dan pegunungannya.

Setelah beberapa saat tinggal disana beliau menikah disana dan beliau bersama-sama dengan syekh Fathi As Syisani.

Pada waktu itu barulah sampai Khottob ke Chechnya dan berkumpul dengan para komandan Chechnya.

Beliau bertemu dengan seorang komandan yaitu Khottob. Khottob banyak mengambil pelajaran dari beliau dalam mengenal jalan-jalan dan daerah-daerah yang ada di Chechnya. Begitu juga khottob juga banyak belajar dari pengalaman militernya pada masa amaliyat beliau yang terdahulu di ketentaraan Urdun.

Hari-demi hari berlalu, kedua singa ini semakin hari bertambah keberaniannya dan kemajuannya, bertambah pula pengorbanan dan kepahlawannya.

Beliau banyak ikut serta dengan Khottob dalam medan perang dan amaliyat. Sampai ketika terjadi amaliyat di daerah Argun dan itu merupakan peperangan yang menentukan dan dahsyat. Karena pada saat itu Rusia menggempur dengan mengerahkan pasukan khususnya yang kuat – Omon -.

Disamping asrama mereka terdapat gudang yang dibangun oleh Abu Usaid, dan disitu beliau ditemani seorang rekannya yang bernama Abu Hafs.

Beliau adalah seorang ahli pelempar roket. Sekali lemparan maka mengenai tepat pada orang Rusia. Pada lemparan yang selanjutnya tidak dirasakan lagi oleh Rusia, sehingga mereka bingung di dalam mengarahkan serangannya ke tempat – Abu Usaid -, maka kemudian mereka pun mengarahkan tembakan tanknya ke tempat Abu Usaid. Terpancarlah serpihan tank tersebut dan mengenai kepala Abu Usaid, maka pada saat itu juga beliau tersungkur dan berkta : ” Ya Allah ! Milik-Mulah segala pujian ….. Ya Allah ! Milik-Mulah segala pujian….. ( kejadian ini dishoting dalam Vidio).

Semua orang menggotong beliau dan merasakan kesedihan mendalam melihat kondisi beliau. Dan beliau selalu tersenyum dan mengulang-ulang peraktaannya : ” Ya Allah ! Milik-Mulah segala pujian “.

Teman beliau Saifullah As Syisyani melihat beliau kemudian menangisi beliau, dan ia menemani beliau ketika dibawa ke Rumah sakit.

Saifullah As Syisyani selalu menemani Usaid Al Urduni selama dirawat di Rumah sakit, maka Khottob memerintahkannya untuk kembali ke medan perang karena ia dibutuhkan disana.

Benar ….. beliau mencoba untuk melaksanakan semua perintah komandan, akan tetapi pada saat ini beliau tidak bisa meninggalkan Usaid, maka dia mengharap kepada Khottob untuk mengizinkannya menemani Usaid. Akan tetapi Khottob tidak mengizinkannya menemani Usaid. Akhirnya dia kembali lagi ke medan perang dan terkena tembakan lalu gugur.

Maka ia pun pasti akan bertemu dengan temannya Usaid di Jannah insya Allah. Dan semoga Allah menerima arwah mereka.

Setelah kesyahidan Saifullah As Syisyani Abu Usaid dikarunia Allah dengan lahirnya anak lelaki dari istrinya orang Chechnya, maka bayi itu diberi nama dengan nama bapaknya.

Semoga Allah merahmati Ibrahim – Abu Usaid – dan menjadikan kebaikan bagi istri dan anaknya ………..

MIN QOSHOSHI AS SYUHADAI AL ‘AROBI 4

X. HISYAM AL QUSYAIRI (DAGESTAN)

Selamat berbahagia wahai sang pahlawan pemberani ….. engkau telah merasakan keberuntungan dengan mendapatkan kebaikan yang tidak dirasakan oleh manusia….. seakan-akan aku ikut merasakan – apa yang kamu rasakan - berada dalam Jannah yang kekal yang engkau usahakan ….. bersamamu para Bidadari wahai Hisyam.

Hisyam Al Qusyairi ….. Abu Muhammad Al Qonnash ….. beliau dari penduduk kota Riyadh, lahir dari keluarga baik-baik. Beliau diberi petunjuk oleh Allah disaat kemenangan Kabul pada tahun 1992 kemudian beliau menetapkan untuk berangkat berjihad.

Benar … beliau terbang ke sana, kemudian beliau melakukan I’dad di sana lalu kembali pulang ke Saudi setelah beberapa masa tinggal disana. Kemudian berubahlah kondisinya, melemahlah Diennya, dan semakin jauh dari jalan – kebenaran -. Akan tetapi Allah berkehendak menyelamatkan lelaki itu dan dikembalikan kepada jalan – yang benar -. Kemudian bergemuruhlah di dalam jiwanya semangat jihad dan bangkitlah ingatannya, maka tiada hari-harinya kecuali dipergunakan untuk pergi ke bumi mana saja yang disana ada jihad. Kemudian beliau menetapkan untuk pergi ke Cechnya, dan itu sebelum peperangan kedua pada tujuh bulan lalu. Beliau ribath disana dan meningkatkan keimanannya.

Beliau mengadakan perjalanan ke Rusia bersama dengan salah seorang temannya yang sama-sama dari Saudi juga. Keduanya diberikan Visa oleh – negara - Rusia untuk pergi ke dua kota saja, kedua kota itu adalah Moscow dan Bitrusyerog. Keduanya lalu menghubungi mujahidin yang ada di Cechnya kemudian mijahidin menunjukkan jalan kepada keduanya. Keduanya naik Kereta api dan kendaraan apa saja yang dapat mengantarkan keduanya kesana, hinga keduanya sampai ke Nazran kota perbatasan dimana keduanya ditahan oleh Rusia karena tidak mempunyai Visa.

Hisyam dapat berbicara dengan bahasa Ingris, lalu didatangkan kepadanya seorang introgrator, maka introgator itu menengarai keduanya adalah para bisnismen yang datang dari Cechnya kesini untuk mensurvei barang dagangan yang ada disini.

Akhirnya keduanya kembali dengan pesawat terbang menuju Moscow, dari sana keduanya baru menghubungi mujahidin di cechnya dan kedunya menghabari tentang kondisi mereka. Lalu mujahidin mengutus seorang ikhwah Palestina yang tinggal disana untuk mengantar mereka ke Cechnya.

Benar ikhwah Palestina itu mengantar keduanya ke Chechnya, ikhwah itu mengatur perjalanan keduanya. Mereka berangkat ke Bandara dengan mengendarai Taksi, dan cuaca pada saat itu sangat gelap.

Tiba-tiba ada sebuah mobil yang melaju kencang di belakang mereka, lalu memberhentikan sopir taksi, mereka mengeluarkan para pemuda dari dalam taksi dan melepas pakaian mereka lalu memukulinya dengan kuat.

Karena kuatnya pukulan mereka hingga patahlah tangan dan kaki ikhwan itu, wajahnya memar-memar, lalu uang, perbekalan dan paspornya dicuri juga …..??? dan mereka ditinggalkan di tanah lapang, hingga Hisyam menyangka bahwa sebentar lagi ia akan ditembak … ya… sebentar lagi ….. sekarang ….. begitulah perasaan yang bergemuruh dalam dadanya.

Sebagian merayap mendekati yang lain, dan mereka saling melepaskan ikatan mereka dengan gigi masing-masing.

Pada saat itu Hisyam pulang dengan tanpa membawa paspor dan uang, akan tetapi dengan taqdir Allah baliau dapat berfikir cerdik, ternyata beliau masih menyimpan beberapa uang dolar di bawah ikat pinggang celananya.

Kemudian keduanya pergi ke Kedutaan dan keduanya hendak dipulangkan ke Saudi- oleh kedutaan-. Akan tetapi teman kita ini tidak ingin pulang ke Saudi, bahkan ia kembali dan pergi ke Azebaijan dan beribath disana hingga mendapat jalan menuju Chechnya melalui Dagestan.

Benar ….. Allah berkehendak kepadanya dan temannya selain temannya menemaninya pertama kali untuk bisa mendapatkan Visa ke Rusia, tidak hanya dapat pergi ke dua kota saja – akan tetapi bisa ebih dari dua kota. Adapun panjangnya masa ia serahkan kepada Allah, dan beliau ingin masuk ke Cheechnya dan tidak ingin keluar lagi hingga Allah memudahkan baginya dapat masuk ke Chechnya. Semua kejadian ini terjadi sebelum pecah peperangan ke dua.

Sungguh ia tidak dapat menggambarkan rasa kegembiraan dan kebahagiaannya, dan beliau sangat bersemangat disana.

Tidak sampai empat bulan beliau tinggal disana pecahlah peperangan di Dagestan, ini adalah pertama kali peperangan yang beliau alami disana. Beliau berperang sebagaimana perangnya seorang pahlawan pemberani.

Tiba-tiba terdengar raungan Helikopter dan berdatanganlah Helikopter dari berbagai penjuru- mendekati beliau -.

Beliau pergi bersama seorang temannya ” Luyai ” untuk berlindung dari Helikopter di bawah rumah yang terbuat dari tanah liat yang telah runtuh. Tiba-tiba meluncurlah tembakan roket dari Helikopter, maka pada saat itulah janji Allah tiba, dan keluarlah ruhnya yang suci – sebagai syahid -.

Semoga Allah merahmatimu wahai Hisyam. Sungguh engkau telah mencari jihad, dan engkau pun banyak diuji tidak cuman sekali – dalam perjalan jihadmu -. Akan tetapi engkau tetap tegar dalam ujian itu hingga Allah menemukan engkau dengan Jannah insya Allah.

Selamat tinggal wahai Hisyam ……………………

XI. MUKHOLLID AL ‘UTAIBI (ABU ABDURROHMAN AL KUWAITI)

Salah seorang salaf ada yang berkata : ” Demi Allah sesungguhnya kita dan menyaksikan para lelaki, kita mencintai mereka karena Allah, maka bertambahlah keteguhan dan keimanan kita dengan melihat mereka berhari-hari “.

Saudara kita Abu Abdurrohman – semoga Allah merahmatinya – termasuk salah satu dari para lelaki itu, dan kita tidak mensucikan seseorang atas Allah.

Beliau berwibawa, wajahnya memancarkan cahaya yang cerah. bentuk mukanya tidak berbeda dengan salah seorang teman beliau yaitu Abu Mu’ad Al Kuwaiti – semoga Allah merahmatinya -.

Beliau mendengar kabar jihad di bumi Bosnia Herzegovina, maka beliaupun mencari-cari kabar dan bertanya-tanya jalan menuju sana untuk menolong saudara-saudaranya orang Bosnia di negeri mereka. Beliau korbankan jiwanya yang suci itu dengan murah fie sabilillah dan beliau jual di pasar Allah. Karena Allah berfirman :

اِنَّ اللهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجََنَّةَ

” Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin jiwa-jiwa mereka dan harta benda mereka dengan Jannah “. (QS. At Taubah : 111)

Sampailah beliau ke Bosnia Herzegovina pada awal bulan ٍya’ban pada tahun 1415 H. dan bergabung dengan pasukan mujahidin. Beliau adalah seorang lelaki yang berakhlak mulia dalam pergaulan dan selalu mementingkan keperluan orang lain, selalu besikap merendah kepada saudara-saudaranya seiman.

Jikalau engkau tanyakan tentang amalan ibadahnya maka beliau adalah seorang yang tidak pernah meninggalkan sholat malam. Jikalau engkau tanyakan tentang puasanya maka beliau tidak pernah meningalkan puasa senin dan kamis, dan beliau mengikuti amaliyat di Gunung Falasij yang disitulah saudara kita Abu Abdullah As Syarqi terbunuh – semoga Allah merahmatinya -. Dan setelah itu beliau pun mengikuti peperangan-peperangan yang terjadi di sekitar kota Turofinik.

Pada salah satu peperangan di malam Arofah pada tahun 1415 H. kepala dan pundak beliau terluka dan beliau sangat bergembira sekali dengan luka tersebut, karena itu adalah setempel syahadah dan janji yang telah disabdakan oleh nabi shollallahu ‘alaihi wasallam :

مَامِنْ مَكْلُومٍ يُكْلَمُ فِي سَبِيْلِ اللهِ وَاللهُ أَعْلَمُ بِمَنْ يُكْلَمُ فِي سَبِيْلِهِ إِلاَّ أَتَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَكَلْمُهُ يَدْمِي الرِّيْحُ رِيْحُ الْمِسْكِ وَاللَّوْنُ لَوْنُ الدَّمِّ

” Tidaklah orang yang terluka fie sabilillah wallahu a’lam siapa saja yang terluka di jalan-Nya kecuali besok – ketika – datang pada hari kiamat maka lukanya tetap berdarah, aromanya bau misk dan warnanya tetap warna darah “.

Beliau sampai di Misywaroh di negeri Al Balqon sampai selesai perang disana kemudian beliau kembali pulang ke Kuwait, setelah beberapa masa beliau mendengar kabar tragedi yang terjadi di Chechnya, dan teman-temannya kaum muslimin meminta beliau untuk menolong mereka. Maka beliaupun menyiapkan diri berangkat untuk membela saudara-saudaranya dan kehormatan kaum muslimin di negeri itu.

Setelah berusaha keras beliau pun dapat masuk Chechnya dua bulan sebelum perang kedua pecah. Komandan yang terkenal disitu adalah Ibnul Khottob bersama kelompoknya yang telah tinggal lama di bumi Dagestan, maka Rusia dapat mengepung Ibnul Khottob bersama kelompoknya dan menyeru Ibnul Khottob dan kelompoknya untuk menyerahkan diri kepada Rusia.

Ketika mereka sedang dikepung oleh Rusia maka majulah wakil Ibnul Khottob yang bernama Hakim Al Madani – semoga Allah merahmati beliau -, dan wakilnya adalah Abu Abdurrohman, mereka maju memerangi Rusia sebagaimana perangnya para pahlawan pemberani hingga mereka dapat membuka batasan dari musuh untuk dapat dilewati Khottob dan kelompoknya untuk keluar dari kepungan.

Ketika Hakim Al Madani dan kelompoknya berkehendak kembali ke Gunung Chechnya maka pada saat itu orang-orang Rusia sedang bersembunyi di puncak Gunung lalu menyerang mereka dengan cepat, maka terjadilah peperangan yang sengit.

Akhir peperangan dimenangkan oleh tentara Allah atas musuhnya, dan Hakim Al Madani memutuskan untuk menyingkirkan orang-orang Rusia yang terbunuh. Ternyata dianta yang terbunh masih ada seorang yang belum mati. Ketika Hakim Al Madani menjauh darinya karena disangka sudah mati orang jelek – Rusia – itu menembakkan pelurunya ke punggung Hakim Al Madani maka terbunuhlah beliau. Kemudian para pemuda – anak buah Hakim al Madani – menghabisi orang Rusia itu. Kemudian setelah itu kepemimpinan diserahkan kepada Abu Abdurrohman dan beliau melanjutkan maju menuju puncak Gunung. Maka ketika itu meluncurlah peluru Roket yang tepat mengenai kepala beliau hingga gugurlah beliau seketika itu. Begitulah – pemuda - Kuwait pemberani ini maju – semoga Allah merahmatinya – maka hilanglah salah satu putra terbaik Kuwait – yaitu Abu Abdurrohman -. Dan beliau telah ditempatkan oleh Allah di dalam Jannah dan Allah memberikan ganti pada ummat ini yang lebih baik dari beliau.

Sungguh beliau telah mendapatkan syahadah dan beliau telah begembira dengan syahadah itu dan beliau telah berjumpa dengan teman sejalannya Abu Muhammad Al Kuwaiti – semoga Allah merahmatinya -.

XII. SAMIR ATS TSABITI

Beliau adalah salah seorang pemuda dari Thoif, sebuah kota tenang yang telah mengeluarkan pahlawan ini. Pada awal masa mudanya ia termasuk pemuda yang bergelimang dengan maksiyat dan lalai dari Allah sampai Allah mempertemukan beliau dengan orang yang menasehati beliau dengan untaian kalimat yang mudah difahami. - Lihatlah ! Apakah orang yang menasehati itu menyangka kalau orang yang dinasehati itu akan menjadi seorang lelaki seperti yang ia kehendaki dan menjadi lelaki yang mau mengorbankan dirinya fie sabilillah ? semua pahala akan menjadi kebaikan dan sampai kepada orang yang mendakwahinya dan itu adalah karunia yang Allah berikan kepada hamba-Nya yang dikehendaki –

Ternyata lelaki itu benar-benar menghentikan kebiasaan buruknya dan meninggalkan semua temannya dimasa lalu dan sekarang umurnya sembilan belas tahun. Sebelum ia meninggalkan teman-temannya beliau menyampaikan perkataan untuk yang pertama dan yang terakhir kalinya.

Lelaki itu mempunyai kehebatan dan tidak mempunyai rasa takut – pemberani -,. Beliau memulai membuka-buka kitab dan bertanya kepada para ulama tentang amalan yang paling utama. Maka para ulama itu menjawab bahwa amalan yang paling utama adalah Jihad fie sabilillah. Maka setelah mendengar jawaban itu beliau segera berserikat dengan saudara-saudaranya dalam jihad di bumi Bosnia Herzegovina.

Benar ….. beliau pun pergi ke Bosnia, hatinya bergembira hingga hampir terbang rohnya karena sangat gembira dan dapat sampai di Bosnia dan bergabung dengan para mujahidin disana. Beiau orangnya tenang dan mempunyi kehebatan sehingga dicintai oleh teman-temannya, beliau berotak jenius dan pemberani.

Setelah berlalu sembilan bulan beliau dipilih oleh Mu’taz untuk mengkoordinir satu kelompok untuk mengawasinya dan dipasrahi untuk menjadi komandan pada kelompok tersebut dalam peperangan Al Fath Al Mubin hingga peperangan usai di Bosnia Herzgovina. Kemudian setelah itu beliau pulang.

Ketika pulang beliau mendengar kabar bahwa kaum muslimin di Kosovo sedang terbantai, maka beliau terbang ke sana untuk menolong saudara-saudaranya.

Celakalah Serbia, ternyata ada seorang lelaki yang mengenali mereka dan mereka pun mengenalinya telah datang bergabung dengan para mujahidin Kosovo – beliau adalah Samir Ats Tsabiti -. Beliau bertempur dengan gagah berani disana hingga naiklah pamor beliau dan tinggi kedudukannya dikalangan orang-orang Kosovo. Di sebuah daerah beliau memimpin satu kelompok untuk menyerbu jendral Serbia yang tinggal di dekat daerah itu yang berhadapan dengan barisan kaum muslimin. Jendral Serbia ini telah membantai kaum muslimin, membakar tempat tingal mereka, kampung halaman mereka dan menumpahkan darah mereka, sehingga tersebar kabar tentang keradikalan jendral Serbia tersebut.

Abu Mus’ab rohimahullah merenung cukup lama, kemudian beliau berkata kepada orang-orang Kosovo : ” Siapa yang mau berjanji setia kepadaku untuk membunuh jendral “, maka sebagian mereka pun menyatakan janji setia kepada beliau.

Benar ….. Singa pahlawan ini maju menyerang bersama sebagian mujahidin yang telah mengikat janji setia kepada beliau untuk masuk menyerbu bumi Serbia dan masuk ke rumah jendral tersebut. Terjadilah peperangan kecil dan Abu Mus’ab – Samir Ats Tsabiti – dapat masuk ke dalam rumah jendral tersebut. Beliau menghunus pisaunya dan menghujamkannya kepada jendral tersebut, kemudian kepalanya beliau penggal lalu rumahnya ditutup kembali dan beliau kembali lagi bersama-sama mujahidin.

Kaum muslimin merasa lega dari kejelekan jendral Serbia itu dan mereka takut kalau terjadi lagi seperti ini.

Kamu lihat apakah saudara kita – Samir Ats Tsabiti - yang dahulunya lalai itu akan dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan kepahlawanan ini ? berapa banyak dari para lelaki yang membutuhkan dakwah – seperti beliau -. Kewibawaan Abu Mus’ab semakin naik dikalangan penduduk dan mereka memuliakan beliau dan meninggikan kedudukannya hingga berakhirlah perang di Kosovo. Kemudian menyalalah peperangan di Chechnya dan beliau pun menyiapkan diri untuk berangkat ke sana dan menolong saudara-saudaranya dalam rangka mencari keridhoan dari Robnya dan mencari syahadah di jalan-Nya.

Benar ….. beliau pergi ke Chechnya dan turun di Giorgia, akan tertapi orang-orang Giorgia tidak mengizinkannya masuk ke negeri itu, mereka menghalangi beliau masuk Hotel. kemudian beliau memutar otak untuk dapat masuk ke Checnya, lalu beliau kabur dan mencari orang yang dapat mengantarkan beliau masuk ke Checnya. Akhirnya beliaupun dapat masuk ke bumi Chechnya dan bisa bergabung dengan para mujhaidin di sana.

Melihat kedatangan beliau, Ibnul Khottob tampak gembira dan memberikan tugas kepada beliau untuk menjadi komandan salah satu kelompok mujahidin, karena dilihatnya beliau mampu dalam hal itu.

Kisahnya beliau di Chechnya lihai dalam menembak dengan senjata Mortar. Pada suatu hari beliau berada di puncak Gunung dan di bawah ia melihat tentara Rusia sedang mengadakan parade kekuatan, mereka ingin membuat muasykar – pangkalan militer – disitu dan ia perkirakan bahwa tempat itu tidak terjangkau oleh serangan senjata mujahidin.

Pada hari berikutnya orang-orang Rusia sedang menyusun kekuatan – untuk menyerang mujahidin -, mereka memakai baju besi , menyiapkan alat pelempar dan perlengkapan lainnya.

Singa Abu Mus’ab sudah mengintai mereka, lalu setelah itu beliau obrak-abrik seluruh kepentingan mereka, setiap tembakan roket yang dilancarkan beliau tidak ada yang meleset dari sasaran dan beliaupun dapat menghancurkan sebuah Helikopter mereka dan beberapa persenjataan perang mereka dan tentaranya banyak yang terbunuh pula, sehingga mereka lari tunggang-langgang meninggalkan daerah yang mereka duduki tersebut.

Adapun kunyah – sebutan – bagi Samir Ats Tsabiti di Chechnya adalah Abu Dzar At Thoifi.

Adapun kisah terbunuhnya beliau adalah, suatu ketika beliau dan kelompoknya menyisir daerah di pedesaan yang beliau singgahi, ternyata beliau dapati disana ada ranjau yang dipasang oleh Rusia, maka beliau pun ingin membersihkan ranjau itu. Maka beliau menjinakkan salah satu ranjau itu, akan tetapi ketika beliau memegang rangjau itu meledaklah ranjau tersebut dan gugurlah beliau pada saat itu juga. Maka beliau pun kembali kepada Kasih Sayang Allah insya Allah dan beliau telah sampai di Jannah dan sungai, berada di tempat yang disenangi di sisi – Rob – yang Maha Berkuasa.

Ada cerita yang aneh yang menjelaskan akan kedekatan hubungan beliau dengan Allah. Yaitu ketika beliau mendengar tragedi yang menimpa saudara-saudaranya kaum msulimin di Kosovo beliau langsung pergi ke sana, dan beliau berusaha dengan keras untuk bisa masuk ke daerah Kosovo hingga akhirnya beliau dapat masuk, beliau diantar oleh seorang sopir Taksi dari negeri yang berdekatan dengan Kosovo, maka ketika diperjalanan kendaraan yang dinaiki beliau diberhentikan oleh tentara Serbia dan mereka menyuruh sopir untuk menyerahkan beliau kepada mereka untuk masuk ke garis depan. Maka keluarlah sopir taksi dari mobilnya dan Abu Mus’ab pun berdiri sementara taksi di parkir. Polisi tersebut meminta uang kepada sopir taksi dengan paksa, sopir taksi itu pun menolak sementara perjalanan sudah dengan kampung yang dituju. Polisi Serbia mencari-cari kesalahan kedua orang ini, dan mereka menahan keduanya di daerah tersebut dengan paksa. Pada saat itu anjing-anjing polisi disebar disemua tempat.

Dalam kondisi seperti itu Abu Mus’ab menengadahkan tangannya dan berdo’a kepada Allah dengan sungguh-sungguh : ” Ya Allah ! Jikalau Engkau lepaskan aku dari kondisi ini sungguh aku akan berjihad di jalan-Mu dengan sungguh-sungguh “. Maka setelah mendengar do’a Abu Mus’ab Allah pun mengabulkan do’anya. Kemudian Allah membutakan penglihatan tentara Serbia sehinga beliau dan seorang penunjuk jalan bisa kabur hingga sampai di perbatasan Albania, mereka tidak melihat keduanya kabur. Tapi ternyata ada seorang Serbia penjaga perbatasan yang melihat mereka berdua lalu ia tembak keduanya, maka gugurlah si penunjuk jalan dan tinggallah beliau sebatang kara. Dengan rahmat Allah beliau bertemu dengan mujahidin. Kisah ini menunjukkan benarnya sabda rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam :

تَضَمَّنَ اللهُ لِلْمُجَاهِدِ فِي سَبِيْلِهِ إِذَا خَرَجَ لاَ يَخْرُجُهُ إِلاَّ جِهَادًا فِي سَبِيْلِهِ أَنْ يَرْزِقَهُ الشَّهَادَةَ أَوْ يَرْجِعَهُ إِلَى بَيْتِهِ الَّذِي خَرَجَ مِنْهُ بِمَا نَالَ مِنَ اْلأَجْرِ وَالْغَنِيْمَةِ….

” Allah menjamin bagi orang yang berjihad – mujahid – di jalan-Nya. Jika ia keluar maka tidak ada yang mengeluarkan dia kecuali untuk tujuan jihad di jalan-Nya agar diberi syahadah atau dikembalikan ke rumahnya yang ia keluar darinya dengan mendapatkan pahala dan ghonimah – harta rampasan – “.

Negeri Bosnia Herzegovina tidak akan melupakan kepahlawanmu disana, dan Kosovo pun tidak dapat melupakan perjuanganmu, dan Chechnya pun tidak akan pernah melupakan perngorbananmu disana. Semoga Allah mengganti untuk ummat ini orang yang lebih baik darimu. Semoga Allah merahmatimu dan menempatkanmu di Jannah Firdaus Al A’la


1001 Malam (Arabian Night)

Tiada penulis yang lepas dari kematian
tetapi apa yang ditulis tangannya akan dibawa zaman,
Maka janganlah menulis apapun diatas kertas,
kecuali apa yang kau inginkan terbaca dihari kiamat....