VII. ABU MU’AD
Beliau adalah seorang pemuda dari penduduk Qitr, lahir dari keluarga suku Qitriyah yang besar dan bepengaruh, beliau diberi hidayah oleh Allah melalui Jama’ah Tabligh. Kemudian beliau melakukan khuruj (keluar) ke
Ketika beliau telah sampai di
Ketika sampai di tujuan maka sopir taksi memberhentikan mobilnya di depan penjaga pintu gerbang rumah orang anshor arab dan rumah itu adalah tempat penerimaan tamu bagi mujahidin di
Benar, beliau telah bergabung dengan para pemuda mujahidin dan mengadakan I’dad dan beliaupun ribath dan berjihad …..
Roman mukanya memancarkan ketenangan, dan perangainya begitu bersahaja – sehingga orang yang bertemu dengannya - senang kepadanya - dan ruhiyahnya yang sangat baik. Beliau berambut panjang dan indah, wajahnya tampan menawan, dan suaranya lirih dan pelan …..
Peperangan-peperangan di bumi
Pada saat itu kaum muslimin membutuhkan pertolongan. Mereka datang dari negara Romawi Yaitu dari Bosnia Herzegofina akan tetapi beliau belum tergerak juga untuk berangkat ke
Ternyata benar, beliaupun akhirnya berangkat - ke Bosnia – untuk menolong saudara-saudaranya di sana, dan sampailah beliau ke negara Bosnia Herzegofina lalu bergabung dengan para mujahidin arab di sana.
Pada saat itu Kroasia sedang merevolusi kaum muslimin di
Sebagian orang arab ingin pergi ke daerah Mahroj untuk mendatangi pertemuan di
Ternyata sopir salah jalan dan mereka telah masuk di kawasan Kroasia, maka pada saat itu seorang polisi kroasia memberhentikan mereka. Ini merupakan pekerjaan rutin polisi di
Sesekali orang-orang Kroasia itu mengyiksa mereka di depan kaum muslimin – lainnya yang di tahan di dalam penjara -, komandannya datang kepada mujahidin yang ditahan dan meluapkan kemarahannya dengan memukuli mereka, hingga sebagian mereka ada yang mati karena saking beratnya siksaan yang dideritanya. Orang-orang Kroasia itu menyakiti mujahidin dengan berbagai macam cara yang mereka bisa, akan tetapi Allah mengokohkan hati dan pendirian para mujaidin.
Tiada hari yang mereka lalui kecuali ada kejadian yang menggelikan, dan Allah meringankan penderitaan mereka dengan itu. Dan benar Allah telah membersihkan hati dan jiwa mereka – dan kita tidak mensucikan seseorang atas Allah -.
Sungguh Abu Ali al Kuwaity disiksa dengan siksaan yang sangat dahsyat melebihi siksaan yang ditimpakan kepada teman-temannya yang lain, begitu juga dengan Abu Mu’ad dan Abu Sholih al Qithry, dan mereka semua telah dipilih oleh Allah disisi-Nya sebagai Syuhada’ insya Allah.
Diantara perbuatan bejat mereka terhadap mujahidin adalah, suatu malam mereka mengambil salah satu tahanan dari mujahidin, kemudian mereka mendudukkannya di depan televisi dan disetelkan Vidio, ditampilkan kepada mereka film Porno sementara moncong senjata berada di belakang saudara kita. Orang-orang Kroasia menekan mereka dan mengancam : ” Jika kami melihat kamu menundukkan pandangan maka akan kami habisi hidup kamu “. Ini bukan siksaan yang menyenangkan, karena sungguh orang-orang Kroasia telah mengetahui bahwa Islam mengharamkan perkara yang semacam ini.
Yang terpenting adalah bahwa singa Allah yang pemberani itu telah syahid insya Allah. Al Mu’taz billah al Mishri, beliau telah merancang beberapa masa lamanya untuk membebaskan mujahidin yang tertawan dengan cara membebaskan teman-temannya mujahidin yang ditawan oleh orang-orang Kroasia yang terlaknat. Dan benar berhasillah apa yang direncanakannya, beliau menyandra komandan Kroasia di tengah
Kisah ini sangat terkenal dan telah dishoting di dalam kaset Vidio, namanya ” Bariqotu Amal “.
Allah telah menetapkan saudara kita Abu Mu’ad dan orang-orang yang bersamanya bisa bebas, maka bergembiralah mujahidin dengan bebasnya mereka, kemudian mereka bergabung lagi dengan para mujahidin dan kembali ke
Setelah bebarapa masa para ikhwah dari Qitry memutuskan untuk keluar dari
Pada waktu itu
Mereka sampai disebuah desa yang bernama Bazaritish. Salah satu pemimpin desa itu mendapati mereka berbahasa arab, maka pemimpin itu pun memuliakan mereka dan berkata kepada mereka : ” Saya akan antar kalian ke
Salah satu komandan
Melihat hal tersebut berdirilah seorang istri orang
Wanita tersebut membersihkan nama baik suaminya dan orang yang bersamanya dari fitnah ini dan ia ajak orang-orang
Semoga Allah melimpahkan rahmatnya kepada ketiga mujahid itu dan ditempatkan di dalam Jannah-Nya.
Ya Allah ! Terimalah mereka ……………………
VIII. ABU YASIR
Abu Yasir Al Imaroti, berasal dari negeri Al Imarot dari
Bapaknya menikah dengan ibunya ketika bapaknya sedang mengadakan perjalanan dalam mengurus bisnisnya. Akan tetapi Allah berkehendak membuat perselisihan diantara kedunaya hingga bapaknya menceraikan ibunya ketika sudah mempunyai anak satu.
Sesuai peraturan yang berlaku, anak ditinggalkan pada istri untuk dididiknya.
Pada beberapa kesempatan bapaknya pun mengunjunginya dan tinggal di Holandia untuk menyelesaikan keperluannya.
Anak ini kini tlah dewasa, ia telah berumur empat belas tahun dan ia masih tinggal di Holandia. Bapaknya mempunyai teman yang senasib dengannya yaitu mempunyai seorang istri dan anak lelakinya. Istrinya di cerai dan – sekarang tinggal bersama anak lelakinya tinggal di Rusia.
Keduanya – bapak Abu Yasir dan seorang temannya - bersepakat untuk pergi ke negeri yang dahulu mereka nikah disana untuk mengadakan Ruju’ – nikah ulang -dengan istrinya dan anaknya.
Benar ….. keduanya terbang ke negeri istrinya masing-masing, mengunjungi istri dan anaknya dan ternyata keduanya adalah bertetangga di daerah Syariqoh.
Bapak Abu Yasir memasukkannya dan anak tetangganya ke sebuah madrasah untuk belajar bahasa arab. Kedua anak itu diberi uang dan dibelikan mobil baru. Hari-harinya hidup dalam gelimang harta dan kemewahan, setiap hari dibagi uang seribu dirham.
Abu Yasir bersahabat dengan anak tetangganya, dan anak tetangganya ini selalu mengagungkan Rusia dengan kebiasaan hidup disana.
Suatu hari – anak tetangga - itu membaca sebuah buku yang ditulis oleh seorang wartawan Rusia yang menerangkan peperangan
Setelah membaca buku, anak itu pergi ke Abu Yasir dan berkata kepadanya : ” Bagaimana menurutmu mereka – orang
Ternyata perpustakaan itu adalah milik Hikmatyar. Keduanya melihat majalah-majalah jihad dan cetakan jihad, mereka mengambil banyak hal darinya lalu pulang.
Keduanya membaca – majalah-majalah dan cetakan yang ada - dengan tekun dan mendalam dan keduanya mengikuti berita-berita mujahidin Afghan dalam mengusir Rusia.
Benar ….. ternyata keduanya menyiapkan diri dan terbang menuju
Keduanya merasakan kenikmatan yang ada disana dan keduanya pun meninggalkan kenikmatan dunia dan keindahannya dan – kenikmatan dunia itu -diletakkan di belakang pungungnya.
Kedua bapak anak tersebut bersedih berpisah dengannya, maka kedua orang tua itu pun pergi ke
Benar ….. kedau orang tua itu sampai disana dan langsung disambut oleh kedua anaknya, lalu keduanya pulang bersama orang tuanya ke Al Imarot. Akan tetapi fikiran keduanya tidak menentu dan angan-angannya melayang-layang. Lalu keduanya menyampaikan dakwah kepada ibunya masing-masing yang pada saat itu masih beragama nashrani hingga Allah memuliakan keduanya dengan masuk Islam.
Abu Yasir mendengar tragedi yang terjadi di
Abu Yasir mengadakan perjalanan lagi ke
Sebagaimana sifat para syuhada, beliau selalu melayani teman-temannya dengan tenang dan bersikap lemah lembut kepada mereka.
Allah memberikan kemulian kepada beliau dengan mengikuti banyak peperangan melawan
Pada saat itu beliau berada di Front Zafidufitisya. Pada Front tersebut terdapat sebuah Gunung yang memanjang di atas
Adalah Abbas Al Khaolani dan Abu Ali Al Bahroini dan Abu Yasir Al Imaroti berada dalam satu kelompok. Dengan izin Allah keduanya sampai dan dapat menduduki puncak gunung yang telah dikuasai
Tiba-tiba meluncurlah Roket anti Tank dan tepat mengenai kepada Abi Ali Al Bahroini hingga beliau menemui syahadah. Dan tiba-tiba meluncur juga serangan Mortar yang jatuh di samping Abu Yasir Al Imaroti hingga terbunuhlah beliau…..
Ketiga teman itu telah meninggalkan dunia setelah menempuh jalan jihad di
Kita bertemu pada rahmat Allah ……………….
IX. ABU ZAID AL HAJIRI
Abu Zaid Al Qitry seorang pemuda yang tinggal di Ri’an. Masa mudanya dihabiskan bersama keluarganya di Qitr dan
Ketika anaknya sudah berumur empat belas tahun, bapaknya mulai mengajak anaknya bergabung dengan tentara Qitr, bapaknya menggabungkan anaknya dengan tentara. Maka anak itu belajar sebisanya sesuai dengan tingkatan umurnya sampai umur tujuh belas tahun.
Pada tahun itu terjadilah tragedy Bosnia Herzegovina dan berita itu telah tersebar ke seluruh orang. Beliau terbang kesana untuk menolong saudara-saudaranya dengan mengorbankan jiwa dan hartanya.
Abu Zaid mencari-cari berita dan berfikir bagaimana bisa menolong mereka. Fikirannya menerawang membayangkan seandainya beliau termasuk orang yang mengorbankan dirinya untuk menolong dan mengangkat kemuliaan Dien mereka atas darah dan tulang belulang mereka, sampai pada akhirnya Allah berkehendak mempertemukan beliau dengan keempat pemuda Qitr. Mereka adalah Abu Muhammad, Abu Mus’ab dan Abu Mu’ad. Mereka bertekad untuk berangkat ke
Benar ….. para pahlawan itu bergerak ke
Mereka telah sampai di
Benar ….. beliau pun meninggalkan teman-temannya – yang ada di Qitr - dan mengokohkan tekad untuk menetap disana.
Pada musim dingin di tahun 1414 H. mujahidin turun dari parit-parit penjagaan menuju barisan belakang untuk beristirahat selama sebulan penuh, karena pada bulan ini saljunya sangat tebal.
Di baris belakang para mujahidin berkumpul di sebuah madrasah milik orang-orang
Setelah berlalu musim dingin bergeraklah para mujahidin menuju Front untuk berjaga.
Pada suatu hari ketika beliau sedang jaga waktu itu cuaca langit sangat cerah dan salju memenuhi bumi dan pada malam hari itu komandan pasukan sedang mengadakan kontrol di parit-parit penjagaan, maka komandan itu menyaksikan Abu Zaid seorang diri sedang memandangi langit dengan pandangan tajam. Lalu komandan itu memanggil beliau : ” Wahai Abu Zaid ….. Abu Zaid ….. Abu Zaid ….. beliau tidak menoleh kepada komandan hingga komandan itu mendekati beliau dan menggerakkan beliau dan berkata : ”
Peperangan al Fath Al Mubin telah dekat, para singa Allah bersiap-siap untuk menyambut peperangan ini dengan gembira dan bahagia. Peperangan itulah yang disebut-sebut dengan ” Pengalaman militer “. – karena - front tersebut tidak akan dapat dimenangkan kecuali dengan menggunakan pesawat terbang. Tentara
Mujahidin bergerak maju menuju daerah itu dan setiap mujahidin menyenandungkan bait-bait syair :
” Akan aku bawa ruhku menuju peristirahatanku
Dan aku bawa ruhku menuju jurang kematian “.
Setiap mujahid bercita-cita mendapatkan syahadah dengan jujur di dalam hatinya setelah terlebih dahulu banyak membunuh musah-musuh Allah
Ketika dimulai peperangan dan meningilah suara takbir, gugurlah saudara kita Abu Zaid Al Qitri sebagai syuhada’ – semoga Allah melimpahkan rahmatnya kepada beliau - dalam kondisi berhadapan dengan lawan bukan membelakangi – lari -. Dan kita tidak mensucikan seseorang atas Allah. Beliau gugur sebagai pahlawan pemberani.
Semoga Allah melimpahkan rahmatnya kepada sang pahlawan yang masih muda umurnya, akan tetapi besar amalnya. Beliau pada saat itu baru berumur tujuh belas tahun.
0 comments:
Posting Komentar