Kamis, 29 Januari 2009

C I N T A




Ketika hati sedang dilanda CINTA…

Didalam Islam tidak ada istilah pacaran yang ada pernikahan, jika sepasang laki-laki dan perempuan saling jatuh cinta maka haram bagi mereka untuk tidak segera menikah.

“ Janganlah engkau mendekati zinah, sesungguhnya zinah itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk” (QS. Al Israa : 32 )

mendekati jinah saja tidak boleh….sikap dan perilaku yang terkategori mendekati jinah adalah :
- memandang lawan jenis dengan penuh nafsu
- dengan sengaja menyentuh kulit lawan jenis
- berduaan di tempat gelap
- pergi berduaan tanpa muhrim
- pacaran
- dll

Pacaran adalah kebiasaan yang dilakukan oleh orang-orang jahiliyah dengan alasan yang walaupun dibikin sedikit masuk akal sebagai bentuk ta’aruf menjelang menikah, tapi tetap saja pacaran sebagai perilaku yang termasuk ‘mendekati jinah’. Ta’aruf dan pacaran merupakan dua konsep yang jauh berbeda (selanjutnya akan dibahas pada materi Pacaran atau Ta’aruf)

Yang terpenting bagi kalian untuk saat ini adalah apa yang harus dilakukan saat kita sedang jatuh cinta???..walaupun kalian seorang santri… tetap aja ‘ santri juga manusia…punya rasa…punya ..hati” iya kan…he..he…jadi ketularan lagunya boy band serieus. Artinya kalian pun punya perasaan yang sama dengan yang lainnya pasti mengalami jatuh cinta…karena itu adalah Sesuatu yang alami, sesuatu yang sangat wajar, jika tidak pernah mengalaminya patut dipertanyakan…apakah kalian normal???

Menurut Ustadzah Zonaina Yuhadisi ada 3 respon yang biasa dilakukan remaja saat jatuh cinta .
  1. Hanyut dan tenggelam dalam rasa cinta, ini akan membuat orang rugi dunia dan akhirat
  2. Membuang dan membunuh rasa cinta tersebut, ini bukan sikap yang bijak karena rasa cinta tidak bisa dibunuh
  3. Mensyukuri dan mengenndalikannya, ini sikap yang tepat

Mengendalikan CINTA

Masih menurut Ustadzah Zonaina Yuhadisi
Sikap yang harus kalian camkan dan lakukan saat kalian jatuh cinta adalah….(apa hayo….ada yang tau…ada yang sudah punya pengalaman ngatasin jatuh cinta???baiklah gini…)


Bersyukur kepada Allah karena bias jatuh CINTA
  • Berlindunglah kepada Allah agar tidak dikuasai CINTA
  • Sadari mengapa jatuh CINTA
  • Sadari hal-hal positif yang bias dibangkitkan dengan CINTA
  • Sadari hal-hal negative sebagai dampak dari jatuh CINTA
  • Eliminir kekeliruan akibat jatuh CINTA
    (penjelasan lanjutan pada materi berikutnya…nah lho …)
  • Sedangkan rambu-rambu yang tidak boleh dilanggar :

    1. Jangan berduaan
    2. Jangan bertatap-tatapan
    3. Jangan di tempat sunyi
    4. Jangan ikuti bisik dan langkah syetan.

    Nah, cukup sekian materi kali ini Ibu berpesan, ketika rasa CINTA itu datang dan menggoda, waspadalah…syetan sedang memberi angan-angan dan menjebak kita dalam kenistaan. Awalnya seseorang akan hanyut dengan cinta karena ia membiarkan rasa itu ada dan mengalir sesuai kehendak cinta itu sendiri, karena itu lah banyak orang yang menjadi korban cinta.

    Untuk itu marilah kita belajar mengendalikan cinta dan menyikapinya dengan bijaksana. Jangan beri peluang sekecil apapun kepada cinta untuk menguasai diri kita. Kembalikan rasa cinta kita kepada pemilik dan pemberi cinta sejati, agar hidup kita penuh cinta yang abadi.

    Semoga engkau anak-anakku Allah memberi semua perlindungan dan kemampuan dalam mengolah emosi mengendalikan diri agar tidak terjatuh dalam cinta yang nisbi dan palsu, dan semoga pula kalian mendapatkan wudda dalam hidupmu dengan prestasi amalmu, Ibu akan ada untuk kalian…bersama menggapai langit…menuju keharibaanNya, dalam kampung akhirat yang penuh wangi bunga, dengan air jernih mengalir di sekelilingnya.

    Definisi CINTA Dalam Al Qur’an

    Dalam sebuah seminar yang digelar DKM Ulil Albab Unpas Bandung, Zonaina Yuhadisi membeberkan bahwa kata cinta dalam Al Qur’an disebut Hubb (mahabbah) dan Wudda (mawaddah), keduanya memiliki arti yang sama yaitu menyukai, senang, menyayangi.

    Sebagaimana dalam QS Ali Imron : 14 “Dijadikan indah dalam pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah lah tempat kembali yang baik (syurga).” Dalam ayat ini Hubb adalah suatu naluri yang dimiliki setiap manusia tanpa kecuali baik manusia beriman maupun manusia durjana.

    Adapun Wudda dalam QS Maryam : 96 “ Sesungguhnya orang-orang beriman dan beramal sholeh, kelak Allah yang maha pemurah akan menanamkan dalam hati mereka kasih sayang ” jadi Wudda (kasih sayang) diberikan Allah sebagai hadiah atas keimanan, amal sholeh manusia.

    Dipertegas lagi dalam QS Ar Rum : 21 “ Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah ia menciptakan untukmu dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung merasa tentram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.”
    Dalam ayat inipun Allah menggambarkan ‘cenderung dan tentram’ yang dapat diraih dengan pernikahan oleh masing-masing pasangan akan diberi hadiah (ja’ala) kasih sayang dan rahmat.

    Dalam fil gharibil Qur’an dijelaskan bahwa hubb sebuah cinta yang meluap-luap, bergejolak. Sedangkan Wudda adalah cinta yang berupa angan-angan dan tidak akan terraih oleh manusia kecuali Allah menghendakinya, hanya Allah yang akan memberi cinta Nya kepada hamba yang dkehendakiNya. Allah yang akan mempersatukan hati mereka. Walaupun kamu belanjakan seluruh kekayaan yang ada di bumi, niscaya kamu tidak akan mendapatkan kebahagiaan cinta jika Allah tidak menghendakiNya. Oleh karena itu terraihnya cinta—wudda pada satu pasangan itu karena kualitas keimanan ruhani pasangan tersebut. Semakin ia mendekatkan diri kepada sang Maha Pemilik Cinta maka akan semakin besarlah wudda yang Allah berikan pada pasangan tersebut.

    Cinta inilah yang tidak akan luntur sampai di hari akhir nanti sekalipun maut memisahkannya, cinta yang atas nama Allah, mencintai sesuatu atau seseorang demi dan untuk Allah.

    Thanks to Muhasabahrinataufik for this article

    0 comments:

    Posting Komentar



    1001 Malam (Arabian Night)

    Tiada penulis yang lepas dari kematian
    tetapi apa yang ditulis tangannya akan dibawa zaman,
    Maka janganlah menulis apapun diatas kertas,
    kecuali apa yang kau inginkan terbaca dihari kiamat....